BAB II
A. Pendahuluan
Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yang dapat menjerumuskan kehidupan manusia. Pegendalian pikiran terhadap hal-hal yang menyangkut tentan Sapta Timira arus kita kendalkan untuk mewujudkan kehidupan yang damai tentram dan bersahaja antarra manusia yang lainnya.
B. Bagian-bagian Sapta Timira
Surupa artinya kecantikan atau ketampanan. Kecantikan atau ketampanan merupakan anugrah Ida Sang Hyang Widhi . Seseorang yang cantik atau yang tampan tidak boleh takabur atas kecantikan dan ketampanan yang dimilikinya, karena sesungguhnya tidak kekal. Kecantikan atau ketampanan itu harus diserta dengan keluhuran budhi, bila tidak demikian tidak ada nilainya atau harganya, bahkan dapat menimbulkan kegelapan dan kemabukan atau kesombongan.
Dhana artinya kekayaan. Kekayaan ssungguhnya berguna bagi siapapun, karenanya orang berlomba-lomba berusaha berkerja keras untuk dapat mamliki kekayaan itu. Namun besar gunanya juga besar godaannya. Kekayaan yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama. Karena kekayaan orang sehingga menjadi sombong, angkuh , menghina orang lain, Mengumbar hawa nafsu dan lupa diri. pergunakan kekayaan untuk kepentingan yang sesuai dengan ajaran agama.
Guna artinya kepandaian, kepandaian diusahakan oleh setiap orang karena. Meringankan seseorang dalam menempuh segala macam suka dan duka kehidupan di dunia ini. Namun kepandaian dapat membahayakan bil tidak diimbangi dengan budi pekerti yang luhur. BIlan salah menggunakan kepandaian akan manimbulkan kegelapoan pikiran serta dapat menimbulkan kelakuan yang terlarang, karena itu usahakan agar kepandaian yang dimiliki betul-betul merupakan pelita hati yang menerangi kegelapan pikiran.
Kulina artinya keturunan, keturunan mempunyai arti yang penting dari keturunan seseorang mengetahui leluhurnya yang harus dihormatinya. Karena leluhurnya menjadi orang terhormat, terpandang, namun jangan sampai takabur, sombong , angkuh dan menghina orang lain, lebih-lebih sampai menganggap orang lain rendah dan bodoh.
Yowana adalah sifat sombong karena merasa diri muda dan kuat. Sifat sombong dalam diri harus dihilangkan. Dalam kitab suci disebutkan “Haywa mawero dening kayowanan” yang artinya “janganlah mabuk karena merasa diri kuat”, sebab massa muda buka untuk menjahili anak keil. Pergunakanlah keremajaan itu dengan bekerja dan belajar yang baik sehingga dapat meningkatkan taraf hidup yang baik di masa yang akan datang.
Orang tua sering menyebut masa remaja adalah masa yang penuh semangat, penuh kegairahan, penuh kegembiraan, serta penuh belajar. Karena pada usia yang masih remaja otaknya akan lebih mampu menagkap pelajaran. Ibaratkan ilalang yang masih muda masih tajam, demikian pula otak itu selagi remaja. Masa muda penuh dengan cita-cita dan angan-angan. Sehingga masa usia remaja orang-orang biasanya tidak mempunyai ketetapan hati, pendiriannya gampang berubah. Gampang dipengaruhi oleh teman-temannya. Apabila bergaul dengan teman-temannya yang baik, maka ia akan menjadi baik, demikian sebaliknya apabila bergaul dengan teman-temannya yang kurang baik maka sifat dan pribadinya pun menjadi buruk.
Sura artinya minuman keras atau kegelapan, karena mabuk yang disebabkan minum-minuman keras. Minum sampai mabuk tidak dibenarkan oleh ajaran agama Hindu. Sebab hal ini akan mengakibatkan keluarnya kata-kata keji, kasar yaitu kata-kata yang tidak boleh diucapkan. Mabuk karena minuman keras juga akan menyebabkan jadi lupa diri. Pikirannya menjadi gelap sehingga tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Kata-katanya tidak karuan dan kasar.
Segala rahasia yang semestinya tidak dikatakan akan dikatakan. Lagi pula pikirannya tidak waras. Minuman yang dapat memabukan antara lain, tuak, arak, bir, wisky, dan lain sebagainya. Yang mengandung alkhol. Jika kesehatan seseorang yang sering meminum-minuman keras akan merusak saraf dan pencernaan. Apabila kesehatan sudah merosot maka hidup akan selalu sakit-sakitan dan kesengsaraan pun sudah ada didepan mata. Oleh karena itu hindarilah minum-minuman keras dan obat-obat terlarang.
Kasuran artinya kemenangan, kejayaan, kesaktian. Angkuh karena keunggulan dan keberanian serta kemenangan merupakan kegelapan bagi diri seseorang. Gagah dan berani dalam medan laga karena kemampuan dan kesaktian. Namun bagaimana pun saktinya seseorang jika tanpa didasari atas keberanian yang berdasarkan ajaran Dharma, maka akan mengalami kekalahan melawan kenyataan hidup. Sesungguhnya hidup adalah suatu perjuangan, karena itu kita dituntut untuk menghadapinya.
Untuk menghadapi kenyataan hidup, diperlukan suatu keberanian. Seperti keberanian tanpa disertai keragu-raguan untuk menimba ilmu pengetahuan, keberanian untuk menghadapi liku-liku kehidupan. Lahir sebagai manusia tidak akan pernah lepas dari suka dan duka, lara dan pati. Kita harus berani dan berkemampuan untuk mengendalikan kesenangan dan sebaliknya tidak larut dalam kesedihan bila sedang mengalami suatu kesusahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar